Sejarah Pemerintah Desa Pasiripis










Sebuah desa yang menjadi bagian dari sejarah Surade memberi tambahan pengetahuan dan pengalaman baru bagi generasi muda sekarang. Dari sinilah kita akan tahu berapa banyak hal yang harus generasi muda telaah dari sejarah-sejarah masa lalu. Desa yang dimaksud bernama Desa Wanasari Kecamatan Waluran Kewedanaan Bojonglopang Kabupaten Cianjur. Sekitar tahun 1811 Desa Wanasari berpusat pemerintahan di Kp. Pasiripis (termasuk desa Kadaleman sekarang). Pusat pemerintahan kecamatan Waluran di Ciletuh Kebon Kacang. Desa Wanasari dikepalai oleh seorang pendatang dari Buniwangi Limbangan yang lari dari kejaran Belanda karena menentang pada aturan dan kebijakan Belanda, yaitu Rd. Jayadikarta. Beliau menjabat dari tahun 1811 sampai tahun 1843.

Ketika tahun 1843 jabatan kepala desa harus digantikan oleh orang lain karena usia yang tidak lagi memaksa beliau menjabatnya. Juga pada saat itu terdapat orang muda yang berasal dari Limbangan Sukaraja-Garut. Beliau seorang pedagang ukiran kayu yang sukses dan jujur juga berkepribadian baik, sehingga masyarakat mengangkatnya sebagai Kepala Desa. Beliau bernama ANROE (baca Anru) yang menikah dengan gadis kampung bernama Meung Ape sering disebut Meung Ece dari Kp. Karetjajar Desa Pasiripis (sekarang).

Selama cambuk pemerintahan Desa Pasiripis beliau pegang, kegiatan pemerintahan desa banyak dilakukan di tempat beliau tinggal bersama keluarganya yaitu Karetjajar. Sehingga dengan kegiatan pemerintahan di Karetjajar, maka nama Desa Pasiripis berpindah ke tempat ini (Desa Pasiripis sekarang).

Karena kepiawaian dan kearifan kuwu Anroe (sebutan waktu itu) dalam mengolah desanya, masyarakat hidup rukun dan damai. Masyarakat diajak untuk menanam kopi karena waktu itu kopi merupakan komoditi yang cukup bagus. Dan dengan bantuan tenaga ahli yang didatangkan dari Desa Tonjong Palabuanratu masyarakat dapat mengolah tanaman kopi menjadi subur sehingga penghasilan yang didapat oleh masyarakatpun dapat mencukupi kebutuhan hidup dan mensejahterakan keluarganya.

Melihat hasil panen kopi yang melimpah ruah kuwu Anroe pun tergugah hati untuk membuat penampungan. Maka dengan bantuan masyarakat sebuah gudang terbentuk yang terletak di Kampung Loji Desa Ciracap (sekarang).

Sebagai bukti bahwa keluarga kuwu Anroe berada di Ciracap, dapat kita lihat pohon asem yang sampai sekarang tumbuh besar sebagai perindang menghiasi halaman kantor Kecamatan Ciracap (sekarang) yang dulu sekali ditanam oleh istri kuwu Anroe, Meung Ape.

Jabatan, hidup dan mati adalah kekuasaan Sang Pencipta Alam. Kita tidak bisa menolak tapi hanya berharap akan semua keinginan hidup. Begitupun kuwu Anroe, pada tahun 1854 beliau menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan ajalpun menjemputnya. Beliau wafat di Makkah dan berakhirlah jabatan duniawi yang mengikat beliau pada sebuah kepemimpinan di pemerintahan desa. Lalu pembantu beliau menggantikan jabatannya untuk memimpin desa Pasiripis, bernama Raden Antarja.

Selama kurang lebih satu tahun jabatan sebagai kepala desa Pasiripis, terjadi pemekaran besar-besaran yang merupakan aturan dari pemerintah kabupaten. Sehingga jabatan yang disandangnya tidak begitu lama. Dan alhasil tahun 1855 desa Pasiripis terbagi menjadi 4 desa, yaitu Desa Pasiripis, Desa Citanglar, Desa Jagamukti dan Desa Cipeundeuy.

Tahun 1855 diadakan pemilihan kepala desa. Yang terpilih menjadi kepala Desa Pasiripis adalah Rd. Sebamanggala. Program Kegiatan Rd. Sebamanggala melanjutkan program kerja Kuwu Anroe. Beliau menjabat sampai dengan tahun 1880 (selama 25 tahun).

Kepala Desa Citanglar yang pertama dijabat oleh Raden Suradinata, Kepala Desa Jagamukti pertama adalah Iko Gunaraksa, dan kepala Desa Cipeundeuy pertama adalah Argapura.

Pada tahun 1880 Rd. Sebamanggala diganti oleh putranya yaitu oleh Wiramanggala yang memangku jabatan selama 27 tahun (1880-1907). Selama masa jabatannya beliau melanjutkan dan memelihara hasil karya bapaknya serta membuat saluran-saluran air seperti saluran air Cigangsa dan membendung Sungai Cikamuning. Disamping itu juga membuat jalan-jalan desa seperti jalan Pasiripis - Ciracap dan jalan Surade - Cikarang.

Tahun 1907 Wiramanggala diganti oleh Raden Tirtadireja dengan memangku jabatan selama 3 (tiga) tahun yaitu 1907-1910. Dalam kegiatannya beliau memelihara hasil karya Wiramanggala.

Tahun 1910 Raden Tirtadireja diganti oleh Raden Une Natamanggala dengan jabatan selama 15 tahun yaitu dari 1910-1925. Kegiatan Une Natamanggala selain melanjutkan program kepala desa yang lalu ia pun membuat jalan-jalan desa juga saluran air yang baru dengan mengusahakan kepemilikan tanah untuk rakyatnya (Cap Singa).

Tahun 1925 Une Natamanggala diganti oleh saudaranya yaitu Raden Sukimanggala. Beliau memangku jabatannya selama 2 tahun yaitu dari tahun 1925-1927. Kegiatan Rd. Sukimanggala yaitu melanjutkan program kepala desa lama serta mengerahkan masyarakat untuk menanam singkong STP.

Tahun 1927 Rd. Sukimanggala diganti oleh Raden A. Sadikin selama 2 (dua) tahun yaitu dari 1927 sampai 1929. Karena waktu yang sangat pendek ini beliau hanya memelihara hasil-hasil kepala desa sebelumnya.

Pada tahaun 1929 A. Sadikin digantikan lagi oleh Une Natamanggala yang dipilih masyarakat untuk memangku jabatan yang kedua kalinya. Beliau menjabat hanya 1 tahun, sehingga beliau belum dapat berbuat apa-apa.

Akhir tahun 1929 Une Natamanggala diganti oleh Raden Komarja. Beliau memangku jabatan selama 3 tahun yaitu dari tahun 1929 sampai 1932, beliau hanya memelihara hasil pembangunan sebelumnya.

Pada tahun 1932 Rd. Komarja di ganti oleh Haji Mansur. Beliau menjabat selama 15 tahun yaitu tahun 1932-1947. Selain memelihara program sebelumnya. Beliau memperluas kepemilikan tanah rakyat dengan jalan mengadakan pengukuran dan rincikan serta mengembangkan pemeliharaan ternak sapi dan kambing Benggala.

Tahun 1947 Haji Mansur diganti oleh Moh. Yahya Cholil. Kondisi keamanan pada saat itu sedang mengalami kekacauan, sehingga Moh. Yahya Cholil hanya menjabat selama 1 tahun, yaitu sampai dengan tahun 1948.

Pada tahun 1948 Moh. Yahya Cholil diganti oleh Haji Mansur, menjabat yang kedua kalinya. Namun tidak berlangsung lama karena tahun 1949 H. Mansur diganti oleh Raden Umar Sugih yang hanya memangku jabatan selama 1 tahun. Kemudian diganti oleh Moh. Adung. Beliau memangku jabatan satu tahun.

Kondisi keamanan Negara Republik Indonesia dari tahun 1947 sampai dengan tahun 1950 berada dalam situasi yang sangat kacau. Sering disebut zaman RIKOMBA (RECOMBA); yaitu singkatan dari Regerings Commissarissen voor Bestumsaangelegenheden, adalah Pembentukan negara-negara bagian atau negara Boneka Belanda untuk menggerakan dalam anti Republik. Misalnya tanggal 25 Desember 1947 Belanda mendirikan Negara Sumatera Timur, 4 Mei 1948 Belanda mendirikan Negara Pasundan dan Negara Jawa Timur 26 Nopember 1948, Sumatera Selatan tanggal 18 Desember 1948. (Citra Media Persada : 1997 : 171). Sehingga dengan situasi keamanan saat itu yang sedang kacau, maka tidak banyak kegiatan yang menjadi program para kepala desa.

Akhir tahun 1950 Moh. Adung diganti oleh Moch. Yahya Cholil. Dalam memangku jabatan yang kedua kalinya ini Moch. Yahya Cholil memiliki kesempatan lama untuk memimpin pemerintahan desanya yaitu selama 24 tahun (1950-1974). Semenjak Moch. Yahya Cholil inilah desa Pasiripis mulai berkembang. Rakyatnya mulai mengerti apa arti bernegara, kantor desa mulai dibangun serta mulainya didirikan bangunan-bangunan SD dan Madrasah. Dengan adanya kemajuan ini maka pada tahun 1957 dijadikan sebagai desa Percobaan Otonum II se-Kabupaten Sukabumi.

Pada akhir tahun 1962 terjadi pergolakan zaman yang tidak menutup kemungkinan terjadi kericuhan pada setiap tatanan kehidupan masyarakat Indonesia umumnya. Saat itu muncul TRIKORA dan DWIKORA akibat dari ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang terbentuk. Begitupun ditingkatan pemerintahan terkecil yaitu desa sangat merasakan hal tersebut. Namun dengan datangnya pasukan ABRI dalam hal ini AURI memberi pengaruh besar bagi pemerintahan desa Pasiripis dan masyarakat sehingga membawa ke zaman keemasan pada waktu itu.

Pada ahir tahun 1974 Moch. Yahya Cholil mengundurkan diri dari jabatan karena faktor usia yang sudah udzur dan tidak mungkin untuk melanjutkan pekerjaan yang kian hari semakin berat.

Untuk pemerintahan desa Pasiripis dialihkan dari Moch. Yahya Cholil kepada Auladi pada tanggal 25 Januari 1975. Pada masa Pemerintahan Bapak Auladi, Desa Pasiripis banyak mengalami kemajuan disegala bidang. Beliau memajukan rakyat Desa Pasiripis melalui :

  • Bidang Kemasyarakatan; Memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar sadar bernegara, berfikir dan berwawasan luas, jangan hidup boros, bekerja keras mencari nafkah, tidak malas, sadar untuk memajukan putra-putri warganya terhadap nasib masa depan anak serta cucu-cucunya, jangan mengawinkan putra-putrinya sebelum usia baligh (dibawah umur).
  • Bidang Keterampilan; agar warganya mengikuti kursus-kursus di luar sekolah seperti Kegiatan PKK, PB PKK serta kursus lainnya yang banyak bermanfaat.
  • Bidang Pembangunan; mendirikan bangunan fisik dengan biaya gotong royong dan tidak membertakan masyarakat. Mencetak warganya menjadi manusia yang intelek tetapi alim, serta alim ulama-alim ulama yang intelek pula. Dalam memangku jabatan sebagai Kepala Desa Pasiripis beliau selalu terbuka serta menampung aspirasi masyarakat untuk dibawa ke dalam musyawarah di desa.

Pada tahun 1985 Bapak Auladi diganti oleh Bpk. H. Taufik A. Rusyana. Beliau memangku jabatan sampai dengan tahun 1994.

Pada tahun 1995 H. Taufik A. Rusyana diganti oleh Odin R sampai tahun 2003. Pada tahun 2003 Odin R diganti oleh Engkos Hidayat sampai tahun 2008.

ooOoo

Catatan :

  • Tahun 1968 TNI AU yang dimotori oleh Bapak Auladi bersama masyarakat mendirikan dan membangun sebuah sekolah tingkat SLTP yang disebut Tsanawiyah Sekarang menjadi Tsanawiyah Negeri yaitu MTs Negeri Pasiripis.
  • Tahun 1979 desa Pasiripis dipekarkan dengan desa Buniwangi. Sebagai kepala desa yang pertama adalah Bpk. Abdul Hamid atau sering dikenal Hamid Sujana.
  • Tahun 1978-1987 Desa Jagamukti dijabat oleh Bpk Aji Ma'mun. Pada masa inilah desa Jagamukti mengalami kemajuan, diantaranya pembangunan kantor desa, pembangunan jalan desa dan pembangunan lapang sepak bola "Badak Putih". Tahun 1979 desa Jagamukti dipekarkan dengan desa Swakarya. Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat dengan Muspika, nama desa pemekaran itu bernama desa Sukarata, namun karena ada kesalahan pengetikan dari pemerintah Kabupaten bahwa dalam Surat Keputusan pemekaran tercantum Desa Swakarya, maka sampai saat ini tetap namanya menjadi Desa Swakarya.
    Kepala Desa Swakarya yang pertama adalah Bpk. U. Sudrajat yang dikenal dengan nama Bpk. Ajat. Beliau menjabat selama dua periode. Pada masa inilah desa Swakarya mengalami kemajuan.
  • Pada tahun 1982 terjadi pemekaran desa Jagamukti yang kedua yaitu Desa Gunungsungging. Sebagai kepala Desa yang pertamanya Bpk. Aji Ma'mun. sedangkan desa Jagamukti dijabat oleh Acep Apandi sampai akhir masa jabatan tahun 1987.
  • Tahun 1976 desa Citanglar mengalami pemekaran dengan desa Wanasari. Dengan kepala desa yang pertama adalah Bpk. Endang.
  • Tahun 1980 desa Wanasari pun mengalami pemekaran dengan desa Sirnasari. Sebagai kepala desanya Bpk. Endang yang berasal dari kepala desa Wanasari.
  • Tahun 1981 desa Wanasari mengalami pemekaran yang kedua yaitu dengan desa Kadaleman. Dari tahun 1981 sampai 1984 dijabat oleh PJS Didi. Tahun 1984 dijabat oleh Bpk. Wuwun sebagai kepala desa pertama, selama dua periode. Tahun 2003 sampai dengan sekarang kepala desa Kadaleman dijabat oleh Papang Kurnia. Pada masa inilah desa Kadaleman mengalami kemajuan. Pembangunan desa yang begitu mengah, didirikannya Puskesmas Pembantu, pembangunan jalan dan pemasangan Lisdes.
  • Tanggal 10 September 2003, Desa Cipeundeuy dipekarkan dengan desa Sukatani, yang dijabat oleh Udin Syafei sebagai kepala desa pertama.

ooOoo

Di salin dari "Buku Sejarah Surade"
Hak Cipta © Baladaka Surade - 0812 1984 3366
-->


Demikian Catatan Kecil tentang :
Terima kasih atas kunjungannya dan "Selamat Berkreasi Semoga Sukses"

Selanjutnya 
« Prev Post
 Sebelumnya
Next Post »

Catatan Terkait



2 komentar:

  1. Ya Allah sedih kalau mengingat sejarah masa lalu, sekarang usia saya sudah setengah aband

    BalasHapus
  2. Lurah Une Nata Manggala saya ingat meninggalnya pada tahun 1983 waktu saya SD kelas V

    BalasHapus

Silahkan tulis komentar / saran-sarang yang membangun di sini !

Sejarah Pemerintah Desa Pasiripis