Sambutan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sukabumi


Cetakan Kedua : Desember 2023




 

SAMBUTAN

KEPALA DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN

KABUPATEN SUKABUMI




Bismillahirrahmannirrahiim.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Kisah-kisah heroik menjadi sejarah Pajampangan. Kali ini di era perseteruan Mataram Islam dengan VOC Belanda. Pada saat itu tatar Parahyangan menjadi rebutan pengaruh Mataram dengn Kumpeni. Buku yang sedang anda baca ini memulai kisahnya dari sebuah kawasan setingkat Kabupaten bernama Galuh Imbanagara. Sang Bupati bernama Raden Jagabaya. Ditengah konflik Mataram-Kumpeni, dia menolak tunduk kepada Belanda tapi juga menolak patuh kepada Mataram. Sehingga akhirnya menyingkir ke sebuah tempat yang bernama Surade sekarang. Rupanya baik Mataram maupun Belanda tidak begitu saja melepas Jagabaya, Maka Surade menjadi tempat pertempuran segtiga antara pasukan yang setia pada Jagabaya, melawan pasukan Mataram, sekaligus juga pasukan Belanda. Boleh dikatakan Surade didirikan oleh orang-orang yang semangat merdeka.



Sambutan Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sukabumi


Cetakan Kedua : Desember 2023




 

SAMBUTAN

KEPALA DINAS KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN SUKABUMI




Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sampurasun

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena pada kesempatan ini buku yang telah dinantikan oleh masyarakat Kabupaten Sukabumi dapat terwujud. Buku yang berjudul “Sejarah Surade: Sur Ra Hadian - Suradewi 5 Desember 1758” Cetakan Kedua hadir untuk melengkapi buku cetakan pertama sebagai bentuk perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya perkembangan sejarah dan budaya di Kabupaten Sukabumi.



Konsep Acara Mieling Hari Jadi Nama Surade










Konsep acara ini hanya sekedar gambaran atau sebagai referensi untuk warga masyarakat Surade yang akan memperingati (atau apa saja namanya) Hari Jadi Nama Surade. Namun konsep ini tidak mutlak harus dilaksanakan, ini hanya sekedar referensi saja dan atau bisa ditambah dan dikurangi sesuai harapan masyarakat, namun tidak mengurangi makna yang terkandung dari memperingati Hari Jadi Nama Surade.



Seni Budaya Siram Batu Indung Lembur










SINOPSIS


Upacara Nyebor merupakan upacara adat yang pernah dilakukan sebagian warga Surade masa lalu yaitu melakukan atau membacakan do'a memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu tanggal 1-10 Syuro dan untuk di Cigodobros setiap tanggal 2 Syuro dan pertama kali dilaksanakan oleh Rd. Suranangga yakni pada pertama kali menanam Batu Indung Lembur (Batu Ungkal Biang)



Prolog Penyusunan Buku Sejarah Surade dan Penetapan Hari Jadi Surade


1. Pendahuluan

Sebagai warga masyarakat yang peduli akan daerah kelahirannya, kami merasa terpanggil untuk ikut melestarikan benda-benda peninggalan sejarah yang berada di Surade. Kami sangat menyesalkan apabila benda-benda peninggalan bersejarah terabaikan dan dibiarkan begitu saja, apalagi jika generasi berikutnya di kemudian hari melupakan bahkan mungkin tidak akan mengenal lagi. Padahal benda-benda tersebut sangat berarti dan merupakan aset budaya daerah serta memiliki nilai sejarah.



Pra Kata Sejarah Surade

Mohon Izin ka para sesepuh khususna nu aya di wilayah Surade, umumnya para sesepuh nu aya di wilayah pa-Jampang-an sareng nu aya dina carita Buku Sejarah Surade, "Budak Angon" rek ngaguar tapak lacak karuhun supaya anak incu keturunan apal kana Jati Diri na.



Rajah Pamunar

 

Rajah Pamunar

Pun ..... sapun !

Palias ngiruhan girang
Di leuwi ki papantunan

Gelik suling jeung sonari
Galindengna angin laut
Awuhan gending kahéman

Keclak ibun nu maruntang
Dina tungtung dangdaunan
Pependeman
Tutungkusan

Iraha jeung rék ku saha
Galurana lambak sagara carita
Teuleumaneun kojayaneun
Nu neundeun reujeung sampeureun
Nu nunda reujeung téangeun

Banda ki Sunda
Garapeun saha ?
Mun teu ti kiwari arék iraha ?
Mun teu ku urang rék ku saha ?

Sampura ...... isun
Paralun ka nu boga lalakon
Bisi nyaur teu ka ukur
Bisi nyabla teu ka ungang
Da sakieu pangabisa
Lain puraga tamba kadenda
Palias ngiruhan girang
Sok komo narajang alas
Paralun...!

Jero galur paluruhan
Bisi teu keuna kuma kuduna
Paralun...!
Mun téa mah medar carita
Udar tina tali gadang
Mun téa mah nurat
Nyolédat teu napak kana gembatna
Amit ampun, paralun !
Puuuun......sapun !

"Budak Angon"




Cover Depan Buku Sejarah Surade


Cetakan Kedua : Desember 2023



Cover Dalam Buku Sejarah Surade



Cetakan Kedua : Desember 2023















Di lengkapi :
Bukti peninggalan sejarah, cerita rakyat, adat istiadat dll
yang berada di wilayah Surade dan sekitarnya



Kata Pengantar Tim Penyusun Buku Sejarah Surade



Cetakan Keuda : Desember 2023

Kata Pengantar
Tim Penyusun

Buku Sejarah Surade pertama kali terbit pada bulan Desember 2008, yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi (2008). Namun masyarakat Surade pada khususnya masih banyak yang belum mengetahui tentang Sejarah Surade.



Ucapan Terima Kasih Tim Penyusun Buku Sejarah Surade



Cetakan Kedua : Desember 2023

Ucapan Terima Kasih


Alhamdulillah, sujud pada Allah SWT. Berkat kuasa dan limpahan kasih-Nya, kami berhasil menuntaskan sebuah kajian sejarah dan menyusunnya dalam bentuk buku ini.



Pengantar Budayawan Jawa Barat

PRESTASI BALADAKA MENGUNGKAP

SEJARAH SURADE


Anis Djatisunda


Suatu upaya terpuji, generasi muda Surade Kabupaten Sukabumi, yang tergabung dalam wadah BALADAKA (Balad Pemuda Kreatif), telah mampu berprakarsa melahirkan sebuah buku Sejarah Daerahnya, daerah Surade. Dalam hal ini, tidak pula bisa dikesampingkan keberadaan seorang tokoh masyarakat Surade, Kamaludin. Dia sebagai salah seorang penggali sejarah daerahnya semenjak tahun 1967 dengan tekun seraya penuh kesabaran, sehingga pada akhirnya toponimi dan perjalanan kelahiran Surade bisa terwujud dalam bentuk buku bacaan. Dia pula sebagai motivator para generasi muda BALADAKA pimpinan Dede Jamaludin, yang pada perwujudan buku bacaan ini, telah terlebih dahulu diproses lewat kegiatan Seminar Sejarah yang cukup alot berbobot, dengan menampilkan nara sumber baik lokal maupun para budayawan Kabupaten bahkan budayawan Jawa Barat.



Sambutan Bupati Sukabumi


Cetakan Kedua : Desember 2023




S A M B U T A N

BUPATI SUKABUMI

PROPINSI JAWA BARAT


Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Seraya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala, Saya H. Marwan Hamami Bupati Sukabumi mengapresiasi kepada anak anak Baladaka (Balad Pemuda Kreatif) Surade yang sudah berupaya keras menyusun buku Sejarah Surade.



Sambutan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi


Cetakan Kedua : Desember 2023




 

SAMBUTAN

KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN SUKABUMI








ON PROGRESS







Sukabumi, Desember 2023
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN SUKABUMI
Ketua,




YUDHA SUKMAGARA, B.B.A, S.H






Cetakan Pertama : 28 Oktober 2008






 

SAMBUTAN

KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN SUKABUMI


Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Mempelajari sejarah merupakan salah satu media edukatif juga kultural, sehingga dapat mempertebal rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Dapat memberikan manfaat besar diantaranya memberikan visualisasi peristiwa kesejarahan dalam konteks waktu dan tempat; mempertinggi budi pekerti, berkepribadian, mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah air; dan bermanfaat sebagai penangkal budaya asing.



Sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi


Cetakan Kedua : Desember 2023




 

SAMBUTAN

KEPALA DINAS PENDIDIKAN

KABUPATEN SUKABUMI








ON PROGRESS







Sukabumi, Desember 2023
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN SUKABUMI





NAMA KEPALA DINAS






Cetakan Pertama : 28 Oktober 2008






SAMBUTAN

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN SUKABUMI


Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Program pemerintah dalam usaha mencerdaskan bangsa tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata, akan tetapi merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Peran aktif masyarakat dalam upaya menyukseskan program pendidikan nasional harus kita dukung sepenuhnya.



Sejarah Tonggak Kebudayaan












Suatu komunitas bangsa yang sekali saja generasinya tidak tahu menahu warisan jati diri budaya dan sejarah pribadinya sendiri maka sepanjang zaman warisan budaya dan sejarahnya itu akan lenyap dari hati bangsa itu. Hilangnya warisan budaya dan sejarah suatu bangsa, berarti hilang pula entitas (keberadaan) dan eksistensi (kehidupan) bangsa itu. (Anis Djatisunda, 2008 : 1).

Di era globalisasi seperti yang kita rasakan sekarang ini, arus pengaruh budaya asing baik yang bersifat positif maupun negatif secara deras telah masuk ke seluruh penjuru tanah air baik melalui media elektronik maupun media sosial yang dari hari ke hari semakin canggih. Di setiap media elektronik dan media sosial, budaya asing secara terus menerus berupaya mempengaruhi, menggeser bahkan menggantikan posisi budaya lokal. Segala informasi dari manapun datangnya dengan bebas tanpa adanya filter yang berarti secara cepat diterima oleh semua lapisan dan tingkatan masyarakat.



Kilas Sejarah Surade










Sejarah adalah manifestasi yang khas manusiawi yang dapat kita telusuri sejak perkembangan kemanusiaan yang paling dini, sejauh itu meninggalkan jejak-jejaknya melalui perwujudan tertentu. Dari goresan berupa lukisan atau tulisan sampai dengan jejak yang berupa dokumen serta monumen, manusia sepertinya ingin menandai kehadirannya dalam suatu masa dan rekaman yang ditinggalkannya itu diharapkan di kemudian hari dapat menjadi petunjuk tentang kehadirannya itu. (Fuad Hassan, Prof. l991:36).


Sejarah Surade - Surah Rah Hadian











S ekitar tahun 1732-1751 Galuh Imbanagara dipimpin oleh seorang Bupati yang gagah, pemberani dan sakti. Beliau Raden Arya Adipati JAGABAYA. Perlu diketahui wilayah Galuh bagian Timur sebagian demi sebagian semakin digerogoti dan dikuasai Mataram, sedangkan bagian Utara sudah diincar dan direbut oleh VOC/Kompeni Belanda.Sehingga saat itu wilayah kekuasaannya semakin mengerucut.

Rd. Jagabaya sering merenung memikirkan keadaan pemerintahannya yang semakin hari semakin terpuruk karena kondisi rakyatnya yang kian melemah sehingga kian terdesak oleh musuh. Beliau merasa kewalahan karena untuk merebut kembali wilayah kekuasaannya dari Mataram dan Belanda sangat tidak mungkin. Sebab kekuatan Galuh semakin berkurang. Rakyatnya nampak lesu dan sering mengalami kelaparan. Prajuritnya nampak lemah karena kelelahan akibat sering berperang. Sedangkan pada saat itu sedang terjadi perang antara Mataram dengan kompeni akibat kompeni selalu ikut campur di wilayah pemerintahan kekuasaan Mataram.



Penetapan Hari Jadi Nama Surade











Dengan Rahmat Allah Subhanahu Wa ta’ala serta bertitik tolak kepada momentum peristiwa Rd. Surabujangga yang berani berkorban demi perdamaian dan demi kesucian untuk persaudaraan sehingga meninggal pada tanggal 2 syuro tahun wawu, maka berdasarkan Surat Pernyataan Bersama Masyarakat Warga Surade tentang Penetapan Hari Jadi Surade, Berita Acara Penetapan Hari Jadi Surade dan secara resmi telah ditandatangani oleh Bupati Sukabumi, Drs. H. Sukmawijaya, M.M pada tanggal 17 Desember 2008 pada saat peresmian Kelurahan Surade yang dirangkaikan dengan Sosialisasi Asal Usul Nama Surade serta peresmian fisik monumental gedung kantor Desa Sirnasari dan Desa Cipeundeuy, maka asal usul nama Surade berasal dari SURA RAH HADIAN dan hari Jadi Nama Surade pada hari Selasa, tanggal 5 Desember 1758 M secara resmi telah syah dan diakui oleh masyarakat Surade dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.



Prolog Penetapan Hari Jadi Surade


Hari jadi Nama Surade, tidak terlepas dari perjalanan panjang anak-anak baladaka surade dalam menelusuri kapan lahirnya nama Surade?



baladaka: Buku Sejarah Surade